Blogger Cursor by Tutorial Blogspot

Welcome to my Blog

Jumat, 18 Oktober 2013

BI mulai cium aroma suap pengadaan ATM di bank BUMN

Bank Indonesia mulai mencium aroma suap pengadaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di bank-bank BUMN. Ini kian menegaskan temuan badan pengawas pasar modal Amerika Serikat, Securities and Exchange Commision (SEC), bahwa produsen ATM asal negeri Paman Sam itu telah menyuap pejabat bank pelat merah di Indonesia dan China.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap bank-bank BUMN yang terlibat skandal suap dengan Diebold Inc.

"Kita sedang memeriksa laporan yang datang dari bank maupun dari berbagai pihak. Dugaan sementara itu kelihatannya cuma biaya entertainment. Saya hanya dapat kabar seperti itu. Kita belum tahu karena laporan datang dari Amerika Serikat, tapi kami akan menindak serius soal itu apa betul itu ada. Dan bentuknya seperti apa kita ingin tahu," kata Halim, di Jakarta, Jumat (25/10).

Dia menegaskan, jika benar ada pejabat bank-bank BUMN yang terlibat suap, maka, bank BUMN yang bersangkutan telah mencederai prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Untuk itu, bank sentral akan mengenakan sanksi sesuai bobot pelanggarannya.

"Sanksinya bisa berupa teguran hingga fit and proper untuk pejabat bank-nya. Kita belum tahu apakah ini masuk administrasi, gratifikasi atau masuk wilayah penyuapan, kita belum tahu. BI sedang mengumpulkan informasi," katanya.

Sekadar mengingatkan, SEC menyebut Diebold telah menghabiskan duit sekitar USD 1,8 juta untuk perjalanan wisata, hiburan, dan hadiah lainnya untuk pejabat bank pelat merah di Indonesia dan China.

Dari dana sebesar USD 1,8 juta tersebut, sekitar USD 1,6 juta digunakan untuk menyuap pejabat bank pelat merah di China. Sisanya, USD 147 ribu untuk menyuap pejabat bank BUMN sepanjang 2005-2010.

Selama periode itu, Diebold meraup untung dari penjualan mesin ATM kepada bank BUMN sebesar USD 16 juta.

Halim mengatakan bahwa BI tidak memiliki kewenangan untuk mengatur pengadaan barang dan jasa di perbankan. "Pengadaan masa BI yang ngawasin, ya, enggak dong. Pada akhirnya nanti ini harus dari bank-bank sendiri yang memberikan informasi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar