Jalur paling top saat ini. Paling
prestisius sejak dulu. Program ini dimulai sejak tahun 50-an dan angkatan saya
yang terakhir masuk di tahun 2012 merupakan angkatan 30. Ga setiap tahun dibuka
dan tidak ada periode pasti jeda waktu antar angkatannya.
Karena PCPM sampai saat ini masih
dicap sebagai “jalur kaderisasi pemimpin Bank Indonesia” (makanya dianggap
paling prestisius even di dalam BInya sendiri) PCPM memiliki syarat minimal
lulusan S1. PCPM pada dasarnya merupakan nama pendidikannya. Setelah seseorang
diterima di jalur PCPM, ia akan menempuh pendidikan terlebih dahulu sebelum
dapat diangkat menjadi pegawai BI.
Lama pendidikannya bervariasi,
ada angkatan yang cuma 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun… Nah, kalau saya 9 bulan. Isi
pendidikannya biasanya klasikal (belajar teori di kelas-kelas, ada ujiannya
lo), kesamaptaan (siap-siap 6 pack dan gosong), bimbingan spiritual, dan On the
Job Training (OJT). Nah hasil pendidikan ini akan menjadi input penilaian
apakah seorang PCPM dapat diangkat menjadi pegawai tetap BI atau tidak.
Ketika diangkat, semua PCPM akan
memegang jabatan asisten manajer (dahulu staf, sebelum diadakan restrukturisasi
jabatan) tanpa terkecuali. Walaupun S2 atau S3 ketika masuk PCPM, tetap ketika
diangkat ya asisten manajer dulu. By level, namanya G3. FYI,
BI punya 9 level
dari yang paling rendah ke tinggi:
- G1 (messenger atau office boy)
- G2 (Staf)
- G3 (Asisten Manajer)
- G4 (Manajer)
- G5 (Asisten Direktur)
- G6 (Deputi Direktur)
- G7 (Direktur)
- G8 (Direktur Eksekutif)
- G9 (Asisten Dewan Gubernur).
Oiya, tapi biasanya kalau udah S2
dan S3 sejak sebelum diangkat, akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
promosi atau mengisi jabatan yang membutuhkan gelar lebih tinggi dibandingkan
yang baru S1.
Karena merupakan jalur
“pimpinan”, seorang PCPM dituntut untuk menjadi seorang generalis. Kasarnya sih
harus bisa dan harus mau mengerjakan segala bidang, mulai dari bikin model
ekonometri, membangun sistem pembayaran, bikin ketentuan, event organizer,
mengedarkan uang, sampai mesen kran air. Oleh karena itu, di setiap kontrak
PCPM pasti ada pasal “sakti” bahwa “Saya bersedia ditempatkan di seluruh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri maupun Luar Negeri.”
Makanya salah satu derita PCPM
yang akan diangkat jadi pegawai adalah deg-degan penempatan pertama. Tapi
penempatan pertama bukan berarti permanen. Rotasi, mutasi (dan apalagi promosi)
ke tempat yang berbeda, baik antar divisi, antar departemen, antar kota, antar
provinsi (haha emang angkot), antar negara, pasti terjadi. Saya suka bergurau,
hanya Tuhan dan DSDM (Departemen Sumber Daya Manusia) yang tahu kapan seorang
PCPM dipindah dan kemana.
Selain itu seorang PCPM juga
dituntut untuk selalu belajar dan meningkatkan kompetensi. Pegawai lain juga
sama, tapi kalau PCPM ada tuntutan dan ekspektasi yang lebih. Apalagi kalau
ditempatkan di luar Jakarta, di mana sekarang kondisinya minim pegawai yang
berasal dari PCPM. PCPM seperti layaknya dewa, dipuja dan dihina.. Hahaha… Di
satu sisi memang level kemampuannya rata-rata lebih tinggi dibanding jalur
masuk lainnya (kecuali MLE ya), di sisi lain banyak pegawai non PCPM yang
gimanaa gitu sama PCPM.
Namanya juga jalur pemimpin,
lagi-lagi, career path PCPM termasuk yang paling jelas. Untuk sampai ke level
G8 (Direktur Eksekutif) pasti ada dan memang diperuntukkan demikian.
Oiya, PCPM biasanya direkrut dari
jurusan ekonomi, akuntansi, manajemen dan teknik industri. Beberapa angkatan
PCPM terkadang merekrut jurusan teknik, statistik, psikologi, dan pernah juga
dibuka lebar untuk hampir semua jurusan.
Multi Level Entry (MLE)
MLE punya nama lain, namanya
jalur “Expert” alias berpengalaman. Berbeda dengan PCPM yang tidak membutuhkan
syarat pengalaman (malah ada kecenderungan untuk merekrut as fresh as possible
dengan menerapkan batasan umur), MLE membutuhkan syarat pengalaman minimal 1 –
3 tahun. Namanya juga jalur expert, kebutuhan MLE sangat spesifik bergantung
pada expertise yang dibutuhkan BI secara berkesinambungan.
Expertise di bidang IT dan
financial trading merupakan bidang yang biasanya selalu diMLEkan dan jumlah
kebutuhannya banyak. Dalam jumlah yang lebih sedikit, ada arsitek, dokter, ahli
bangunan, dan ahli listrik. Mungkin ada beberapa “ahli” lainnya yang pernah
direkrut melalui MLE. Yang jelas, MLE ini memberikan sarana bagi BI untuk
merekrut pegawai berdasarkan keahlian spesifik yang BI butuhkan pada saat itu
dan keahlian tersebut dapat digunakan BI secara berkesinambungan.
Sama seperti PCPM, MLE juga harus
melewati tahap pendidikan yang berpengaruh pada pengangkatan. Tapi karena MLE
sudah lebih spesifik (bahkan sudah tahu penempatannya di mana), materi
pendidikan MLE tidak seluas PCPM. MLE biasanya hanya dibekali pengetahuan
kebanksentralan serta OJT di departemen yang akan ditempati nantinya dalam
waktu yang sangat singkat (1-3 bulan).
Setelah diangkat juga sama, masuk
di level G3. Walaupun sudah expert, setau saya semuanya harus masuk di level G3
dulu. Exception is given kalau expertnya sudah level dewanya dewa. Katanya ada
yang dari G3 naik ke G4 cuma dalam waktu 1 tahun saking dewanya, udah S3 pula.
Padahal normalnya seorang PCPM naik dari G3 ke G4 kini 6 tahun.
Karena MLE ini ahli pada satu
bidang spesifik, career pathnya belum didesain untuk mencapai level pimpinan
BI. Setau saya, MLE paling mentok di G5 yang ada saat ini. Tapi bisa jadi itu
disebabkan karena faktor MLE merupakan program baru, dan expert pun biasanya
sudah lebih berumur dibandingkan PCPM.
Kalau ingin pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian, spesifik, dengan tempat kerja yang pasti, pilihlah MLE. Tapi
jangan harap, untuk saat ini, bisa naik ke pucuk kepemimpinan BI.
Pegawai Tata Usaha (PTU)
Nah kalau PCPM dan MLE minimal
S1, PTU dibuka untuk jurusan minimal D3. Dulu pernah ada kasus di mana ada
lulusan S1 yang masuk lewat jalur PTU karena memang tidak disaring. Belakangan
banyak S1 PTU yang menyesal karena sesuai namanya, PTU ini biasanya akan dipekerjakan
di level administrasi pada departemen apapun. Oleh karena itu, sekarang PTU
benar-benar dibatasi hanya untuk D3.
PTU juga ada pendidikannya.
Lagi-lagi pendidikannya tidak seheboh PCPM, tapi rangkaian pendidikannya tetap
sama. Ketika diangkat akan menjadi staf atau level G2. Dan kalau PTU, saat ini
career pathnya pendek. Dari level G2 untuk G3 bisa 8 tahun, itu pun kalau
benar-benar punya kemampuan lebih. Biasanya G3 akan lebih diprioritaskan untuk
pegawai yang memiliki kemampuan analisis, padahal yang masuk PTU selama
pekerjaannya di BI terlalu prosedural dan administratif.
Kasir
Anda Jujur? Memiliki fisik yang
kuat dan tangguh? Seorang laki-laki?
Kasir diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan fungsi pengedaran uang BI. Sudah tau kan siapa yang mengedarkan
uang rupiah yang saat ini dipegang? Seorang kasir memegang peranan penting
dalam mengelola uang masuk dan uang keluar Bank Indonesia. Hitung duit
milyaran, biasa. Di dalam ruangan dengan uang bernilai triliunan tanpa tergoda
sedikitpun, biasa. Dan satu kemampuan yang kami selalu takjub dengan kasir
adalah, kemampuan menghitung lembaran uang secara cepat.
Untuk menjadi seorang kasir
minimal diperlukan gelar SMA. Lalu karena banyak bekerja dengan uang yang
higienitasnya rendah, seorang kasir kini harus seorang laki-laki (katanya
banyak kasus kasir wanita tidak dapat hamil karena pekerjaannya). Selain itu,
kasir juga akan mengedarkan uang ke seluruh pelosok Indonesia dan hal tersebut
merupakan pekerjaan yang berbahaya.
Kasir memiliki level G2. Career
pathnya memungkinkan ia untuk naik lebih mudah dibandingkan seorang PTU, karena
kasir hanya terdapat di dalam 1 fungsi, yaitu pengedaran uang. Jadi cukup
banyak saya melihat level G5 yang dulunya adalah seorang kasir.
Lainnya
Selain 4 jalur favorit dan paling
terkenal di atas, BI juga punya jalur rekrutmen khusus untuk keamanan. Dulu
bahkan pernah ada jalur atlet.
Dahulu juga ada jalur khusus
pengawas bank (PCPB). Perlakuan sama seperti PCPM, tapi kalau PCPB sudah pasti
menjadi pengawas bank. Walaupun kini pada akhirnya tidak semua PCPB kini masih
bekerja di perbankan. Jalur ini kini sudah tidak ada lagi.
Non Organik
Jalur-jalur ini merupakan jalur untuk pegawai tetap. Di
BI tidak hanya ada pegawai tetap (organik), tapi ada juga non organik
seperti Tenaga Harian Outsourcing (THOS)
yang merupakan pegawai non organik “level pertama”. Maksudnya level pertama di
sini adalah mereka biasanya selalu diikutkan dalam acara departemen, hahahaha.
Dengan kata lain, orang luar yang dianggap seperti BI. THOS levelnya G2 dan
masih membawa nama perusahaan yang mengoutsourcingkan mereka.
Selain THOS, ada juga pegawai
swakelola seperti saya dulu. Swakelola ini merupakan praktik yang relatif baru
untuk memenuhi kebutuhan SDM yang sangat mendesak, spesifik, dapat dikerjakan
oleh orang non BI tetapi pekerjaannya tetap menjadi tanggung jawab pegawai
organik BI yang mensupervisinya. Oleh karena itu, proses perekrutan swakelola
relatif mudah dan tidak panjang (ini cerita saya dulu waktu keterima di BI
sebagai swakelola)
Swakelola biasanya membutuhkan
rekomendasi, artinya kebutuhannya tidak diumumkan ke masyarakat luas tapi
disebarkan secara person to person. Swakelola terikat pada divisi yang
mempekerjakannya melalui sebuah kontrak kerja, bukan kepada DSDM.
Nah jadi, pertimbangkan baik-baik
jalur masuk mana yang cocok untuk Anda untuk masuk BI :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar